News Up2date :

Translate

Home » » KISAH RENUNGAN 3 EKOR KAMBING

KISAH RENUNGAN 3 EKOR KAMBING

Minggu, 18 Desember 2011 | 0 komentar

Pada suatu masa ada tiga ekor kambing kakak beradik terpisah dari ibu bapaknya. Si A diambil oleh seorang raja yang soleh dan dididik untuk bertingkah laku sopan santun dan ditugaskan untuk menghias kebun Raja yang dimuliakan rakyatnya. Si B di perlihara oleh seorang jendral koruptor yang zolim, dibuatnya untuk menjadi gemuk dan dipamerkan untuk dipotong pada hari raya korban sebagai unjuk rasa kebajikan si koruptor dimata orang yang tertindas olehnya. Si C, terlantar sampai pada suatu waktu ditabrak oleh truk dan bangkainya terhampas kesungai dibawa arus entah kemana.



Sewaktu mereka semua sudah mati mereka bertemu di alam akhirat. ABC menanyakan tentang kedudukan siapa yang paling beruntung dimata Yang Kuasa. A mengklaim dirinyalah yang paling mulia dikarenakan pendidikannya dan loyalitasnya dalam menjaga taman raja dengan tekun dan berbakti. A tidak pernah lalai dalam melaksanakan tugasnya. B menjawab walaupun sejelek-jeleknya dia, dan diberi makan dari uang haram, tetapi akhir hayatnya dia disantap oleh fakir miskin yang begitu mendambakan kelezatannya. C, juga tidak mau kalah dan bilang selama masa hidupnya dia sudah selalu susah dan sial, maka akan tidak adil sama sekali bila Yang Maha Adil tidak memberi tempat yang enak di alam akhirat ini. Jawabannya mungkin tidak pernah kita temukan karena pertanyaan tersebut juga hanya berandai-andai.



Pertanyaan serupa juga pernah ditanyakan al-Ashari kepada gurunya yang seorang Mutazilah pada tahun 913 Masehi. Pertanyaan yang terkenal pada dunia phillosophy tersebut adalah seperti ini (diterjemahkan dari Cyril Glasse), “Ada sebuah kisah tiga kakak beradik, yang pertama seorang beriman dan berbuat baik, yang kedua adalah pendosa, dan yang ketiga meninggal sewaktu bayi. Apa yang akan terjadi padanya?” tanya al-Ashari. Gurunya menjawab, “yang beriman ke Surga, yang pendosa ke Neraka, dan yang meninggal sewaktu bayi ke Limbo (tempat antara keduanya).” Kemudian si murid melanjutkan, “karena Mutazillah percaya apa yang dipilih oleh Allah adalah yang terbaik untuk umatnya, mengapa si bayi meninggal?” “Karena,” lanjut gurunya lagi, “Tuhan tahu kalau si Bayi akan menjadi pendosa besar pada waktu dewasa nanti, sehingga dimatikan oleh Tuhan pada waktu

kecilnya, sebuah langkah yang bijaksana.” Si Murid menutup pertanyaannya dengan, “Kalau begitu mengapa Tuhan tidak mematikan si pendosa sewaktu kecil sehingga dia tidak perlu dihukum pada akhir hayatnya?”

Kesimpulannya hidup ini menyuguhkan beberapa pilihan,jika ada kebaikan pasti juga ada keburukan. ketika kita memilih kedalam kebaikan pasti banyak hal buruk yg harus kita perangi,dan jika kita mnerima hal buruk pasti jg ada hal kebaikan yg kan mnolong kita. jadi apakah kita menghendaki kehidupan enak disini tidak enak disana atau tidak enak disini enak disana atau tidak kedua-duanya. yg jelas dalam hidup kita yg menjalani, kita yg menentukan dan kita juga yg merasakannya nanti.
Like and Share this article :
 
Support : Creating Website | Second Web | Adib Pugar Nuraga
Copyright © 2011. The Green Science - All Rights Reserved
Jombang,Jawa Timur Adib Pugar Nuraga
Proudly powered by Blogger